Kereta Peluru Shinkansen Jepang Melesat Supercepat

Saya tak bermaksud pamer, tapi alhamdulillah saya pernah beberapa kali merasakan langsung naik kereta peluru (bullet train) di Jepang alias Shinkansen. Salah satu pengalaman itu saya bagikan lewat video ini, sewaktu saya hendak pulang ke Indonesia dari Prefektur Shizuoka, 26 November 2019. Istilah prefektur sederajat dengan provinsi.

Proyek pembangunan Shinkansen dimulai tahun 1959 atau hanya 14 tahun setelah Jepang dibom atom. Shinkansen pertama diresmikan pengoperasiannya pada 1 Oktober 1964, bertepatan dengan penyelenggaran Olimpiade Tokyo. Shinkansen pertama ini disebut Shinkansen 0-Series berwarna biru dan putih.

Tiap seri Shinkansen mempunyai kecepatan berbeda dan bervariasi sesuai dengan jaringan transportasi yang dilayani. Generasi pertama Shinkansen mampu melaju dengan kecepatan 210 kilometer per jam dari Stasiun Tokyo ke selatan menuju Stasiun Shin-Osaka (Osaka Baru) sejauh 515 kilometer. Rute ini populer dengan sebutan Tokaido Shinkansen, sesuai dengan perusahaan operatornya.

Setelah itu Shinkansen diakui secara internasional dalam hal kecepatan, efisiensi perjalanan, dan modernisasi perkeretaapian. Teknologi dan jaringan Shinkansen terus berkembang hingga Jepang tetap bertahan sebagai salah satu pemimpin dunia dalam hal teknologi kereta supercepat.

Sebagian besar jaringan kereta cepat melayani wilayah Honshu, Jepang bagian tengah, yang pada penduduk dan merupakan pulau terbesar di Jepang. Terowongan bawah laut memungkinkan Shinkansen menempuh jarak ratusan kilometer hingga Kyushu di ujung selatan dan Hokkaido di utara. Setahu saya, jaringan Shinkansen sudah menjangkau hampir seluruh wilayah Jepang kecuali di Kepulauan Okinawa.

Rata-rata per tahun Shinkansen mengangkut 150 juta penumpang. Jumlah penumpang terbanyak di rute Tokaido Shinkansen, yang merupakan rute tertua dan terpanjang. Japan Railway mengerahkan 13 Shinkansen per jam. Masing-masing Shinkansen dapat mengangkut lebih dari 1.300 penumpang.

Coba bayangkan saja Shinkansen melaju superkencang seolah saling berkejaran di satu jalur rel, tapi hingga sekarang tidak ada kecelakaan fatal yang dialami Shinkansen. Kalau pun ada kecelakaan merupakan kecelakaan ringan akibat guncangan gempa.

Hebatnya, Shinkansen dilengkapi alat pendeteksi gempa, serta mempunyai teknologi rem penahan angin untuk membantu proses pemberhentian jika terdeteksi gempabumi. Jadi, Shinkansen mampu berhenti dengan cepat dan penumpang bisa menyelamatkan diri. Jika gempabumi sudah lewat, Shinkansen menunggu 2 jam untuk kembali beroperasi. Penantian ini buat jaga-jaga, manatahu terjadi gempa susulan dan potensi terjadi tsunami.

Sampai 2016 terdapat 7 rute Shinkansen yang dioperasikan:
1. Tokaido Shinkansen, dari Stasiun Tokyo ke Shin-Osaka.
2. Sanyo Shinkansen, dari Stasiun Shin-Osaka ke Stasiun Hakata.
3. Tohoku Shinkansen, dari Stasiun Tokyo ke Stasiun Shin-Aomori.
4. Joetsu Shinkansen, dari Stasiun Omiya (Saitama) sampai Stasiun Niigata.
5. Hokuriku Shinkansen, dari Stasiun Tokyo atau dari Takasaki (Gunma) sampai Stasiun Toyama dan Stasiun Kanazawa.
6. Kyushu Shinkansen, dari Hakata ke stasiun Kagoshima-Chuo.
7. Hokkaido Shinkansen, dari Stasiun Tokyo ke Shin-Aomori dan Stasiun Shin-Hakodate ke Hokuto).

Ada jenis keberangkatan Shinkansen sesuai dengan waktu tempuh. Ibaratnya, ada Shinkansen tipe super-ekspres, ekspres, dan reguler (all-stop). Untuk jalur Tokaido, yang kelas super-ekspres dimiliki Nozomi. Nozomi paling banyak sedikit berhenti, makanya lebih cepat sampai.

Misalnya, jarak Tokyo-Osaka 515 kilometer ditempuh Nozomi dalam durasi 2 jam 30 menit karena hanya berhenti di Nagoya dan Kyoto. Paling cepat sampai, tapi harga tiketnya juga paling mahal.

Naik jenis Nozomi di jalur Tokaido bisa mendapat Shinkansen seri terbaru, yaitu N700. Seri N700 dioperasikan mulai 2017. Namun, kini sudah beroperasi seri N700A. Bahkan, yang paling gres seri N700S (Supreme) yang dioperasikan Juli 2020. Penampilan N700S enggak berbeda jauh dari model N700 dan N700A.

Seri N700S mempunyai kecepatan maksimal 360 kilometer per jam dan tercatat sebagai salah satu kereta tercepat di dunia. Namun, dari sisi operasional, kecepatan N700S dibatasi dalam kisaran 285-300 kilometer per jam—tergantung jadwal. Pembatasan kecepatan juga berlaku pada Hikari dan Kodama. Kodama paling pelan di kelas Shinkansen, sekitar 200 kilometer per jam. Ini karena Kodama sebentar-bentar harus berhenti dan masih pakai keret seri 700.

Di bawah Nozomi ada Hikari. Rute Tokyo-Osaka pakai Hikari memakan waktu 3 jam karena ada tambahan berhenti di Shizuoka dan Hamamatsu. Sedangkan Shinkansen kelas ketiga adalah Kodama. Tokyo-Osaka pakai Kodama makan waktu 4 jam karena berhenti di tiap stasiun Shinkansen yang dilalui.

Begitu pula pembagian kelas Shinkansen supercepat, cepat, dan reguler di rute lainnya. Tapi, memang, yang rute utama dan tersibuk ya rute Tokaido Shinkasen (Tokyo-Osaka).

#shinkansen #keretapeluru #bulletrain

AloJapan.com